Rabu, 17 Juni 2009

women are dangerous (saint feat. gravey)


Women are dangerous.

When men are stupid!

But when men got smart. Women tends to think they’re a jerk.

Kaya’nya asig juga kolaborasi bikin novel bareng elu!

Well. Kalo masalah penghianatan cinta. Sakit hati. dkk.
Gw siap membantu.

Back to the first topic! Wot is it that you would like to say?

Owh. Perempuan. Bisa bikin yang bener jadi salah. Bikin cowo’ ngingkarin instingnya gara-gara mulut manisnya. Bikin cowo’ tenggelam dalam keindahannya. Dan yang paling parah. Bisa bikin cowo’ bertekuk lutut. And willing to do anything.

Dat’s why I said “when men are stupid!”
Why don’t you try to be smarter? And women will not be dangerous anymore.

I’ve tried to be smart on dis one. Yet. Am getting into a deeper shit. Again. Makanya. Der should be no third chance for the same girl. Bahkan not a second harusnya.

Bakhruddin Affandi feat. Amai Budi Utami

Aku bernyanyi di kamar mandi
Di samping wastafel di samping kaca sambil menghisap kejenuhan
Majalah mingguan tergeletak di keranjang cucian
Gambar dua orang menteri sedang jabat tangan sambil tersenyum
Di atas kakus aku terus menulis
Menulis lagu-lagu seimbang
Timbang-menimbang ditimbang-timbang
Timbang-menimbang dibuang sayang
Yang paling besar pulang sekolah si bapak asyik sendiri
Suara mesin buyarkan maksud
Maksud siapa yang tak tau
Adzan terdengar
Gemericik hujan mencari teman orang tertawa
Tunggu-menunggu ditunggu-tunggu
Tunggu-menunggu dibuang sayang
Pelan-pelan sayang
Kalau mulai bosan jangan marah-marah nanti cepat mati
Santai sajalah
Seekor nyamuk terbang di atas majalah
Kadang hinggap lalu terbang lagi
Mengitari wajah politikus yang entah tersenyum atau sakit gigi!
Menunggu ditimbang malah muntah...
Hari ini ada berita...

Sender:
Bakhruddin Affandi

Sent:
7 Februari 2009
11.03 p.m.

Lelaki konyol bersajak mendadak
Kukira aku menemukan rekan sealiran
Aku mencobanya, mengira-ira siapa tau dia bisa
Membantuku melengkapi ke-setengahgila-an
Karna tak menguasai ilmu cinta
Nah, kumulai sajalah mengirim sms padanya:

Menuju jam sepuluh
Langit ragu-ragu
Antara abu-abu lalu kelabu
Menjadikanku malu mengakui kenaifanku

Sebatang Dunhill Menthol
Menunggu di jari-jari kiri bersanding dengan botol
Tak jua redakan hati yang dongkol
Dalam raga utuh berjiwa nol

Ada apakah ini?

Kukira itu dodol
Diantara tumpukan jengkol
Berbau karbol
Ternyata, hatiku yang dulu masih tergumpal benang wol

Dijahit sekalian bareng wol, biar gag ambrol kalo ketimpa botol.
Kok maen kata-kata?

Lady kecil di awal dua puluh
Tak kuat hati saat jiwanya melepuh
Menghindari cinta agar tak jadi rapuh
Tapi pada kenyataan, dia luluh

Wew…. Cinta???

Sibuk mencari kata
Dalam tatanan tembok bata
Berlaku laksana buta
Kurasa jawabannya, ya

Cinta perlu ditata, mungkin seperti batu bata.
Luluh juga ya kamu?

Empat puluh menit lalu
Kurasa aku masih utuh
Lalu kurcaci-kurcaci kecil memukul-mukulkan palu
Hatiku yang tadinya kaku, kini jadi serpihan batu

Kenapa bisa begitu?

Dalam waktu yang sempit
Tak akan kubiarkan mataku menyipit
Aksiku harus lebih menggigit
Tapi mataku seperti digantungi sandal jepit
Aku mau tidur saja, dengan memegang dua sumpit
Lelah dengan realita yang rumit

Mau tidur kok pegang sumpit? Bawa sendal jepit lagi.
Laper ya kamu? Mau jalan ke warung ya?

Kawan aku sudah tertawan
Dalam mimpi, yang ber-awan
Jadi, besok saja kita lanjutkan
Kau masih sabar kan?

Traktiran kawan...


Bodoh! Mana bisa orang yang sedang sakit hatinya karena tersandung cerita cinta yang dikiranya selama ini tidak ada dalam kehidupannya, kau minta mentraktir!

Ternyata tak seseimbang yang kubayangkan.
Baiknya aku beranjak ke layar komputer, mencoba-coba menemukan, sajak siapa yang baru saja dia kirimkan. Siapa tau itu sajak lama yang baru berhasil di-download-nya, dan dikirimkan padaku dengan tujuan tertentu.